Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

AZAZIL

Penguasa segala dunia menciptakan api suci Sammun. Dari api ini Beliau menciptakan sesosok makhluk untuk kemudian dinaikkan ke surga tertinggi dan hidup sebagai malaikat. Dinamai-Nya makhluk ini, Azazil. Diwajibkan atas malaikat-malaikat yang diciptakan setelahnya untuk mengikuti, karena ia adalah imam mereka
Potongan di atas merupakan tafsir dari ahli kitab Muslim abad ke-18 bernama Abdul Al-Wahhab, yang anaknya kemudian mengembangkan Islam aliran Wahhabi. Abdul Al-Wahhab sendiri merupakan keturunan Bani Tamim, yang jika dirunut akan kembali ke Abu Bakar As-Siddiq, sahabat Rasulullah SAW sendiri. Ini merupakan bukti bahwa walaupun tidak pernah disebutkan dalam Al-Qur’an, nama Azazil pernah disebut oleh Rasulullah. Hassan Al-Basri yang kemudian menerangkan kalau setelah dilaknat oleh Allah, Azazil kemudian dikenal sebagai Iblis.
Sebelum Adam diciptakan, bumi telah dihuni oleh salah satu kabilah Al-Jinn, yaitu salah satu kabilah malaikat yang paling mulia. Dari Wahab ibnu Munabbih: Tuhan semesta alam menciptakan api Samûm. Dari api Sammum ini Dia menciptakan Jinn. Samum adalah angin yang sangat panas membakar, atau api yang tidak ada asapnya. Ketika Tuhan menghendaki sesuatu maka terbakarlah satu hijab, dari api yang membakar hijab inilah kabilah jin diciptakan.
Dinamakan Kabilah Al-Jinn karena kabilah ini menjadi khazanah perbendaharaan surga (Khuzzan al-Jannah), untuk itulah disebut Al-Jannah (taman atau surga). Kata “jinn” dan “jannah” memiliki akar kata yang sama. Dan miniatur surga yang paling memenuhi syarat dari kesekian planet di jagad raya adalah bumi. Maka Tuhan memberi mereka bumi untuk tinggal di tempat itu, dan mereka hidup dan beribadah di sana dalam waktu yang lama.
Tersebutlah ia bernama Jann, nenek moyang bangsa jin yang menghuni bumi. Di antara para Jinn, Jann adalah ahli ibadah yang tidak pernah membangkang dan mengeluh terhadap perintah-perintah Allah. Ia pernah bersujud kepada Allah selama 1000 tahun lamanya dan ia sangat giat dalam beribadah. Banyaknya ibadah yang ia kerjakan membuat para malaikat merasa kagum, dan berkata kepada Tuhan langit dan bumi, “Wahai Tuhan kami, angkatlah mereka ke langit, sehingga kami mungkin belajar dari mereka dan mengikuti contoh baik mereka”.
Maka Tuhan mengangkat dan mendidik Jann agar menjadi salah satu di antara para malaikat dan ia hidup dengan mereka di langit pertama, Tuhan menjadkannya teman pendamping para malaikat sehingga dapat memahami keindahan, kesucian dan kebersihan mereka. kemudian Jann disebut dengan nama kemalaikatannya yang baru, yaitu Azazil. Sementara kaum jin yang lain yang masih tinggal di atas bumi sebagian hidup dalam kebenaran, sedangkan sebagian yang lain menjadi pendosa dan melanggar hukum.
Bumi mulai mengeluhkan mereka kepada Tuhan, “Wahai Tuhanku, apakah Kau ciptakan aku untuk didiami oleh penghuni yang durhaka?
Tuhan menjawab, “Wahai bumi, bersabarlah, Aku akan mengirimkan para nabi diantara mereka untuk memimpin mereka kembali ke jalan yang lurus”.
Sampai waktu itu tidak ada nabi yang nampak diantara Jinn itu. Lalu Tuhan mengirim kepada mereka 800 nabi dan masing-masing mereka bunuh. Pada akhirnya Tuhan berkata kepada Azazil di langit pertama. Tuhan berkata kepadanya, “Pergilah, Azazil! Pergi dan perangilah mereka yang tak beriman dari kaummu yang tinggal di atas bumi”.

Azazil patuh, turun ke bumi dan memerangi kaum (jinn) yang tak beriman itu, ia menaklukkan mereka, kemudian Tuhan menurunkan api dari langit yang melahap habis mereka, yang tersisa dan dapat menyelamatkan diri ke tengah-tengah samudera. Hanya Jinn yang beriman dan beribadah yang dibiarkan hidup.
Semasa diangkat ke langit Azazil menjadi malaikat yang paling patuh dan taat dalam beribadah kepada Tuhan. Bahkan Malaikat lain tiada yang dapat menandingi keikhlasan dan ketaatan Azazil dalam beribadah kepada Tuhan. Azazil beribadah dengan sangat bersungguh-sungguh hingga ia diangkat ke langit yang pertama, atau menurut satu riwayat, ia telah banyak beribadah di langit pertama hingga ia diangkat ke seluruh tujuh lapisan-lapisan langit dan yang di atasnya.
Saking mulianya Azazil pada masa itu, dalam sebuah kitab karangan Imam al-Ghazali menyebutkan bahwa Azazil namanya disebut dengan berbagai gelar oleh para malaikat karena ketaatannya dalam beribadah. Pada langit lapis pertama, ia berjuluk Aabid, ahli ibadah yang mengabdi luar biasa kepada Allah. Di langit lapis kedua, julukan pada Azazil adalah Raki atau ahli ruku kepada Allah. Di langit lapis ke tiga, ia berjuluk Saajid atau ahli sujud. Di langit ke empat ia dijuluki Khaasyi karena selalu merendah dan takluk kepada Allah. Di langit lapis kelima Azazil digelari sebagai Qaanit Karena ketaatannya kepada Allah. Di langit keenam Gelar Mujtahid, karena ia bersungguh-sungguh ketika beribadah kepada Allah. Pada langit ketujuh, ia dipanggil Zaahid, karena sederhana dalam menggunakan sarana hidup.
.Kata Azazil merupakan bahasa Arab Kuno yang terdiri dari dua suku kata yaitu Aziz (عزيز) yang berarti terhormat, berharga, sangat kuat dan (ال) Eil yang merupakan penamaan Allah di zaman Arab Kuno. Azazil secara harfiah berarti Makhluk kuat Allah atau Makhluk terhormat Allah.
Dalam riwayat yang lain, Azazil memiliki rupa yang sangat indah dan cemerlang, mempunyai sayap sebanyak empat (lebih banyak dari malaikat yang lain), memiliki banyak ilmu, banyak beribadah serta menjadi kebanggan para malaikat dan pemukanya, dan dia juga pemimpin para malaikat karubiyin dan masih banyak lagi.
Selama 120 ribu tahun, Azazil, menjadi imam atau penghulu para malaikat menyandang semua gelar kehormatan dan kemuliaan, Karena semua jasa-jasanya Tuhan mengangkatnya menjadi Sayyid al-Malaikat (Sayyidul Malaikat adalah Penghulu atau Pemimpin Malaikat), dan Khazin al-Jannah (Khozinul Jannah adalah Bendahara Surga).
Azazil semasa di surga melakukan tugas-tugas mulia yang diperintahkan Tuhan kepadanya di antaranya yaitu: menjabat sebagai penjaga surga dalam kurun waktu 40.000 tahun. Azazil pernah hidup bersama bergabung dengan Malaikat selama 80.000 tahun. Azazil diangkat menjadi penasehat Malaikat selama 20.000 tahun. Azazil menjadi pemimpin malaikat karobiyyun dalam waktu 30.000 tahun. Dan melakukan thowaf (mengelilingi) arasy bersama para malaikat dalam waktu 14.000 tahun. Apa pun perintah Allah kepada malaikat juga adalah perintah baginya, karena dialah imam para malaikat yang memimpin malaikat. Azazil adalah imam dari seluruh malaikat (Al-muqorrobun, imamul jami’il malaikat).

Jadi, keseluruhan Azazil beribadah melakukan semua perintah Allah dalam kurun waktu 185.000 tahun lebih. Selama dalam ibadahnya seperti kita umat Islam, melakukan sholat, puasa, thowaf dengan para malaikat (mengelilingi baitul makmur di Arsy).
Azazil tidak merasa lelah dan mengeluh dalam menjalankan perintah Allah yang mulia ini. Azazil menjalankan dengan ikhlas, tidak ada niat apapun kecuali karena Allah semata. Ada riwayat yang menyatakan Azazil beribadah kepada Allah selama 80.000 tahun dan tiada tempat di dunia ini yang tidak dijadikan tempat sujudnya ke hadirat Allah SWT.
Pada masa itu malaikat dan lainnya memberi gelar kepada Azazil Al A’ziz (makhluk Allah yang termulia), ada yang memberi gelar A’zazil (panglima besar malaikat).
Menurut kitab tafsir Munir dan Showi, Azazil beribadah pada Allah dalam masa 80.000 tahun, thowaf di baitul Makmur dan Arsy selama 14.000 tahun. Oleh karenanya dilangit pertama sampai ketujuh Iblis begitu dihormati oleh para Malaikat.
Malaikat di penjuru alam semesta, dari bumi, langit, baitul makmur, arsy, dan sebagainya, mereka semua menghormati pada Azazil sebagai makhluk Allah yang terhormat dan termulia, sehingga bila Azazil lewat di depan para malaikat, maka malaikat menghormati pada Azazil, bagaikan penghormatan prajurit kepada komandannya, pengawal istana pada rajanya, sehingga terhormatlah nama Azazil di penjuru alam semesta.
Namun sayang, di lauhul mahfudz, tulisan “Iblis” terselubung rapi tidak satu pun makhluk yang tahu kecuali Allah, tertera Al-kafir Al-mal’un (Iblis inkar terkutuk).
Pada suatu hari malaikat Israfil secara tidak sengaja melihat sebuah tulisan yang tertera pada tempat yang tersembunyi di Gerbang Surga (Loh Mahfuz). Tulisan itu menyatakan :
Ada satu hamba Allah yang telah beribadah selama 80,000 tahun tetapi hanya karena satu kesalahan, maka ibadah hamba itu tidak diterima Allah dan hamba itu terlaknat sehingga hari Kiamat
Maka menangislah Israfil karena bimbang makhluk yang tersurat di Loh Mahfuz itu adalah dirinya. Israfil menceritakan hal tersebut kepada para malaikat tentang apa yang dia lihat yang tersurat di Loh Mahfuz. Maka para malaikat pun menangis karena takut dan bimbang dengan nasib mereka. Lalu semua malaikat datang menemui Azazil yang menjadi imam para malaikat, agar Azazil mendoakan keselamatan dunia dan akhirat kepada seluruh malaikat karena doanya yang terkenal mustajab.
Waktu itu, ketika mendengar penjelasan Israfil, Azazil berkata, "Ya Allah! Hamba-Mu yang manakah yang berani menentang perintah-Mu, sungguh aku ikut mengutuknya." Azazil pun mendoakan keselamatan di dunia dan akhirat kepada seluruh malaikat dengan doa: “Ya Allah, janganlah Engkau murka terhadap mereka (para malaikat).” Namun, Azazil lupa untuk mendoakan keselamatan untuk dirinya. Azazil lupa, dirinya adalah juga hamba Allah dan tak menyadari bahwa kata "hamba" yang tertera pada tulisan di pintu surga, juga dapat menimpa siapa saja, termasuk dirinya.
Setelah mendoakan semua para malaikat, Azazil terus menuju ke surga. Di atas pintu surga, Azazil melihat suratan yang menyatakan: ““Akan ada salah seorang hamba diantara hamba-hamba kekasih Tuhan Yang Maha Perkasa, dalam jangka waktu yang lama ia akan taat dan menghamba kepada Tuhannya dengan amat baik. Akan datang suatu hari, akhirnya ia akan melawan dan menentang Tuhannya, dan ia akan diusir dari pintu-Nya dan dilaknat”.
Azazil membaca dan heran pada ramalan ini. “Bagaimana mungkin itu terjadi? Bahwa salah satu hamba yang terdekat kepada Tuhan akan durhaka kepada Tuhan semesta alam dan diusir dari kedekatan dan kesucianNya?” ia pun segera meminta ijin kepada Tuhan dengan maksud untuk membela Tuhan, “Ya Allah, Berilah aku ijin untuk mengutuk penentang itu, siapapun ia”.
Tuhan memberinya ijin, dan Azazil mengutuki pendosa (yang telah diramalkan) itu dalam waktu seribu tahun, tanpa ia tahu bahwa kutukan itu adalah untuk dirinya sendiri. Azazil lupa, dirinya adalah juga hamba Allah dan tak menyadari bahwa kata “hamba” yang tertera pada tulisan di pintu surga itu bisa menimpa kepada siapa saja, termasuk dirinya.

Selama 120 tahun, Azazil, si penghulu para malaikat menyandang semua gelar kehormatan dan kemuliaan, yang dengan itu Azazil mulai merasa bangga akan kedudukannya. Kesombongan mulai merasuki diri Azazil. Untuk itu Tuhan hendak menjadikan kesombongan yang tersembunyi dalam diri Azazil menjadi nyata dengan menciptakan makhluk baru yang justru diciptakan dari tanah di bumi yang menjadi wilayah kekuasaan Azazil.
Tibalah saatnya ketika para malaikat melakukan musyawarah besar atas undangan Allah. Ketika itu, Allah, Zat pemilik kemutlakan dan semua niat, mengutarakan maksud untuk menciptakan pemimpin di bumi. "Sesungguhnya Aku hendak menciptakan seorang khalifah (pemimpin) di muka bumi." begitulah firman Allah.(QS. Al Baqarah : 30)
Semua malaikat hampir serentak menjawab mendengar kehendak Allah. "Ya Allah, mengapa Engkau hendak menjadikan khalifah di muka bumi, yang hanya akan membuat kerusakan dan menumpahkan darah di bumi, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau."(QS. Al Baqarah : 30)
Allah menjawab kekhawatiran para malaikat dan meyakinkan bahwa, "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (QS. Al Baqarah : 30)
Kekhawatiran malaikat ini karena memang bukan tanpa alasan. Karena sebelumnya telah terjadi pertumpahan darah di bumi oleh bangsa jinn yang terlebih dahulu menjadi penduduk bumi. Dan ingatlah, ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah”. (QS. Shâd (38): 71)
Dalam Bahrul ‘Ulûm li As-Samarqandiy 1:35, disebutkan: Kemudian Allah memerintahkan malaikat Jibril untuk mengambil tanah di bumi sebagai bahan penciptaan Adam. Namun bumi berkata kepada Jibril: “Atas nama Allah yang telah mengutusmu, jangan kau lakukan! karena aku takut dari tanah ini akan diciptakan makhluk yang banyak durhaka kepada Allah, sehingga aku akan malu kepadaNya”.
Maka kembalilah Jibril ke hadapan Allah. Dengan rasa sungkan, Jibril menghadap Allah sambil berkata, “Demikianlah yang terjadi, ya Tuhan! Namun jika diperintahkan turun lagi ke bumi, hamba pun akan turun”. Namun karena kecewa dengan kegagalan Jibril, Tuhan pun mengutus malaikat Mika’il, namun kejadiannya sama dengan Jibril. Begitu pula malaikat Israfil juga tak bisa berkelit dengan argumentasi bumi, hingga Israfil pun juga kembali menghadap Allah. Lalu diutuslah malaikat Izra’il, dan sebagai kalimat ketundukan sebelum melaksanakan perintah, Izrail memuji Allah dengan kalimat Baqiyatush Shalihah sampai lima kali.
Maka turunlah Izrail ke bumi, dan seperti halnya Jibril, Mikail dan Israfil, bumi pun menolak dengan argumentasi yang hebat. Namun Izrail membalas penolakan bumi dengan berkata, “Apa yang diperintahkan Allah lebih utama dari ucapanmu”. Lalu Izrail mengumpulkan tanah berwarna merah, kuning, hitam dan putih, lalu dibawa kembali menghadap Allah. Menurut versi lain, Izrail yang kemudian ditugasi Allah untuk membentuk rupa Adam. Dan karena Izrail yang berhasil membawa tanah sebagai bakal tubuh Adam, maka Izrail yang kemudian akan ditugasi untuk mencabut nyawa Adam dan anak keturunannya, hingga nyawa Izrail sendiri.
Allah lalu menciptakan manusia pertama yang diberi nama Adam. Kepada para malaikat, Allah memperagakan kelebihan dan keistimewaan Adam, yang menyebabkan para malaikat mengakui kelebihan Adam atas mereka. Lalu Allah menyuruh semua malaikat agar bersujud kepada Adam, kecuali Azazil. Azazil, sebagai imam para malaikat, sepatutnya lebih dahulu bersujud memimpin para malaikat. Tetapi, dia menolak, Sementara para malaikat lain terus sujud tanpa dipimpin oleh Azazil.
Tuhanpun bertanya pada Azazil, "Mengapa kau enggan bersujud pada Adam?". Azazil menjawab, "Tiada yang patut kuagungkan selain Diri- Mu". Tuhan bertanya kembali, "Kendati kau akan menerima kutukan- Ku". Azazil menjawab, "Tidak mengapa, karena hasrat hatiku tak sudi condong pada yang lain. Hamba hanyalah seorang pecinta". Kemudian Azazel berkata: "Kendati Kau membakarku dengan Api Suci-Mu yang menyala-nyala untuk selamanya aku tak akan pernah sudi tunduk pada kesadaran ego (manusiawi) pernyataanku berasal dari hati yang tulus dalam Cinta aku berjaya, bagaimana tidak?".
Azazel pun melanjutkan:"Sesungguhnya tiada jarak  yang memisahkan Dikau denganku ketika tujuan tercapai kedekatan dan jarak adalah satu kendati aku ditinggal menderita keadaan itu akan menjadi karibku jika Kasih itu satu, bagaimana kita bisa berpisah? dalam kemurnian yang mutlak, Diri-Mu kuagungkan bagi seorang hamba dengan hati yang benar bagaimana dia menyembah sesuatu selain Dikau?"
Ribuan kali, Allah memerintahkan Azazel supaya bersujud, bersujud!, tetapi dia tetap enggan, Dan berkata lagi:
"Ya Allah, segala sesuatu termasuk diriku ini adalah milik-Mu Kau telah memberikanku pilihan namun Kau telah menentukan pilihan-Mu bagiku jika Kau melarangku dari bersujud, Kau adalah Pelarang jika aku salah paham, jangan Kau tinggalkan daku. Jika Kau menginginkanku bersujud di hadapannya, hamba patuh namun tak seorang pun lebih mengetahui tentang Maksud-Mu selain Nuraniku ini"
Atas penolakannya, Allah menganugerahkan "A highest gift" pada Azazil berupa kutukan dan penderitaan. Dengan ikhlas, tanpa bertanya lagi, tanpa mengeluh, ia menerima Anugerah-Nya yang Tertinggi, sekaligus terberat.
Sang Kekasih bertanya (Allah) , "Tidakkah kau menolak Anugerah-Ku?" Azazil, sang pencinta sejati pun menjawab, "Dalam Cinta di sana ada penderitaan di sana pula ada kesetiaan dengan begitu, seorang pencinta menjadi sepenuhnya matang berkat kelembutan dan keadilan Sang Kekasih".

Klaim Azazil yang mengatakan bahwa ia terbuat dari api dan Adam dari tanah, sehingga ia enggan bersujud, sangat simbolik. Tuhan memerintahkan kepada Azazil untuk menyembahnya, dengan dalih bahwa manusia merupakan makhluk paling sempurna yang pernah diciptakan-Nya. Namun bagi Azazil yang telah melalui ujian berat menaiki 7 tingkat surga demi membuktikan kesetiaannya, tentu tidak mudah bagi Azazil untuk langsung menyembah selain Tuhan. Azazil ingin membuktikan dulu, apakah yang diperintahkan Tuhan untuk disembahnya memanglah pantas untuk disembah.
Maka setelah itu, Azazil akhirnya diusir dari surga. Namanya diubah menjadi Iblis, Kemudian Allah merubah wujud Azazil yang pada mulanya sangat indah dan cemerlang ke bentuk yang hina. Sebelum meninggalkan surga Azazil yang namanya kini telah dirubah menjadi Iblis membuat suatu perjanjian dengan Tuhan, “Ya Tuhanku, Engkau telah mengusir aku dari Surga disebabkan Adam, dan aku tidak menguasainya melainkan dengan penguasaan-Mu.
Lalu Allah berfirman pada Iblis, “Pergilah, tetapi barang siapa di antara mereka yang mengikuti kamu, maka sungguh neraka Jahanamlah balasanmu semua, sebagai pembalasan yang cukup. Dan perdayakanlah siapa saja di antara mereka yang engkau (Iblis) sanggup dengan suaramu (yang memukau), kerahkanlah pasukanmu terhadap mereka, yang berkuda dan yang berjalan kaki, dan bersekutulah dengan mereka pada harta dan anak-anak lalu berikanlah mereka janji-janji.

Ketika Tuhan mengusir Azazil, maka menangislah Malaikat Jibril dan Mikail. Lalu Tuhan berfirman kepada para Malaikat, “Apakah yang membuat kamu menangis?”, lalu mereka menjawab, “Ya Allah! Kami tidaklah aman dari tipu dayamu.”. Kemudian Allah kembali berfirman kepada Malaikat, “Begitulah Aku. Jadilah engkau berdua tidak aman dari tipu daya Ku.
Tuhan yang marah lalu melempar Azazil dan 1/3 malaikat di Surga yang mendukungnya ke bumi. Di dunia, Iblis berkembang biak menjadi banyak dan tak lama menjadi bangsa setan. Ia pun mengutus salah satu keturunannya untuk menggoda Adam agar memakan buah Khuldi. Iblis tahu bahwa jika Adam maupun Hawa memakan buah tersebut, mereka akan dilaknat dan diasingkan ke dunia. Peristiwa bersejarah itu pun terjadi, kedua manusia tersebut memakan buah terlarang dan dikirim ke dunia.
Kebudayaan Barat menyebutnya dengan beribu nama, meski nama aselinya tetaplah menjadi misteri bagi mereka. Penciptaannya pertama kali dari api, sehingga memesona benderang seperti bintang pagi. Demikianlah ia kemudian disebut sebagai Lucifer (lucern ferre) yang artinya "pembawa cahaya". Sebagaimana kebudayaan barat dulu menyebut lucifer bagi pesona planet Venus sang bintang pagi.  Dan ia dulunya di surgaNya termasuk dalam kelompok Malaikat (angels) yang selalu bersujud patuh kepadaNya. Hingga suatu hari ia "terlempar" keluar dari surgaNya.
Nama lain yang diberikan oleh agama Islam baginya adalah "Iblis", yang bermakna "yang menyesal", mungkin untuk menggambarkan bagaimana penyesalan ex-warga surga itu karena sudah menentang Tuhan sehingga dihukum dikeluarkan dari surgaNya. Ia adalah malaikat yang terbuang dari rumah surgaNya dan jatuh ke dalam dunia manusia. Kebudayaan barat menamainya "fallen angel". Sang Malaikat yang terjatuh dari langit surga "di atas" sana ke dunia manusia "di bawah" sini.  Penyebab yang paling populer dikisahkan adalah karena ia telah menjerumuskan manusia-manusia pertama (Adam dan Eva) untuk memakan buah terlarang dari sebuah pohon di surga.
Kebudayaan barat lebih jauh menuliskan nasibnya jatuh menghunjam dataran bumi dan bahkan menembus lebih ke dalamnya lagi. Dan ia dikisahkan bersembunyi dekat dengan panasnya perut bumi. Membangun kerajaan neraka di dunia bawah (underworld), jauh dari jangkauan penglihatanNya di langit di atas sana. 
Neraka (Hell) dalam kebudayaan Barat dipercaya berada di dalam perut bumi, dekat dengan panasnya inti bumi. Istilah Naraka sendiri berasal dari kisah sansekerta, yaitu nama seorang raksasa yang kejam, putera dari pertiwi sang bumi. Tidak hanya membangun kerajaannya, ia bahkan beranak-pinak. Ia menjadi raja di kerajaan neraka dan memiliki permaisuri bernama Lilith (Lamia dalam literatur lain) yang kemudian memberinya tujuh orang putera. Lamia misalnya muncul dalam film "Drag Me to Hell" yang berkisah tentang nenek gypsi yang mengirim kutukan kepada seorang karyawati sebuah bank gara-gara tunggakan kreditnya tak diberi keringanan.

Nama Lilith sebenarnya telah ada sejak peradaban Babilonia dan mitologi Yunani kuno, sebagai nama dewi wabah penyakit dan monster wanita pemangsa anak-anak. Dari tujuh pangeran neraka,  salah satunya lebih populer dikenal sebagai Mammon. Dalam film "The Constantine" yang dibintangi oleh Keanu Reeves, Mammon muncul sebagai putera bandel yang ingin "menyalip" kekuasaan Lucifer ayahandanya. 
Istilah Mammon berasal dari kebudayaan Hebrew yang merupakan simbol dari sifat keserakahan dan ketamakan terhadap harta kekayaan. Beberapa puteranya yang lain adalah: Asmodeus, Beelzebub, Leviathan, Belphegor, dan Satan. Pangeran Beelzebub juga termasuk yang sering muncul dalam banyak literatur peradaban barat dan divisualisasikan dalam media film-film seram buatan Hollywood. Misalnya, dalam film "The Rite" sang iblis yang merasuki pasien dan akhirnya ruhaniwan (dibintangi oleh Anthony Hopkins) dikisahkan mengaku bernama "Baal". Ini adalah nama pendek dari Beelzebub. Istilah Baal sendiri sesungguhnya sudah sangat tua berasal dari peradaban Hebrew. Sementara itu, Belphegor pernah muncul dalam film klasik "Balphegor: Phantom of the Louvre" yang dibintangi oleh aktris cantik Sophie Marceau.  Dan Satan sangat banyak difilmkan, salah satunya dalam film "The Devil's Advocate" yang dibintangi oleh Al Pacino dan Keanu Reeves.
Lebih jauh, putera-putera neraka itupun kemudian dikisahkan memiliki ambisi untuk memiliki keturunan yang dapat berjalan dan hidup di atas permukaan bumi. Sehingga mereka tidak perlu lagi merangkak-rangkak dalam kegelapan di dalam perut bumi. Upaya Mammon dan Satan, misalnya, banyak sekali divisualkan oleh film-film Hollywood untuk memasuki tubuh wanita jenis manusia dan "menghamili"nya. Sebagai jalan masuk mereka ke dunia manusia, maka mereka harus melalui proses kelahiran sebagaimana bayi manusia. Dalam banyak film mereka gagal, tapi dalam beberapa film mereka diceritakan berhasil. Contohnya dalam film klasik populer "Omen" (sekuelnya dimulai pada tahun 1976).
Jadi dalam kultur barat, telah dikisahkan bahwa dunia manusia kini telah berhasil disusupi oleh cucu-cucu Iblis yang berjalan di atas permukaan bumi untuk membangun kerajaan Iblis di muka bumi. Itulah kisah dinasti Iblis, atau the fallen angel, atau Lucifer, sebagaimana bisa kita lacak dan petakan dari berbagai literatur serta media film sebagai salah satu produk kebudayaan Barat. Itulah gambaran tentang bagaimana dunia Barat dan masyarakat Barat mencoba memahami tentang sebuah kekuatan supranatural, yang diyakini menjadi sumber penggerak di balik semua kejahatan, penderitaan dan kepedihan manusia di bumi.

Sumber:

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS